Rabu, 30 Desember 2009

Risalah Kepada Akhwat Muslimah dari Istri Syaikh Ayman al Zawahiri

Rabu, 30 Desember 2009 | 0 komentar

Segala Puji bagi Allah Rabb Semesta Alam, Shalawat dan Salam semoga terlimpah kepada Pemuka Para Rasul Sayyiduna Muhammad SAW dan keluarga beliau beserta para sahabat dan orang-orang yang diberi petunjuk dengan petunjuk beliau dan mengikuti jejak beliau hingga Hari Pembalasan kelak.

Saudari-saudari ku, Para Akhwat Muslimah yang mulia.

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Sudah lama saya merasa terbebani untuk bisa mengungkapkan kepada kalian apa yang sedang dialami oleh Umat Islam saat ini mulai, dari peristiwa-peristiwa besar hingga situasi-situasi yang sulit, akan tetapi keadaan saya dan kalian jauh berbeda. Dan inilah saatnya saya berbicara kepada saudari-saudari ku yang terhormat, akan tetapi akan saya mulai untuk Keluarga dan Sanak Saudara di Negeri kami yang tercinta. Saya katakan kepada mereka : Kami disini dalam keadaan sehat wal afiyat serta dalam naungan nikmat Allah SWT, hati dan jiwa kami selalu bersama kalian walau jarak jauh membentang diantara kita.

Beginilah dunia, pertemuan dan perpisahan akan senantiasa menyelimuti kita dan kami menganggap saya berada dalam kebenaran sedang kebenaran tersebut telah memanggil kami, sebagaimana Firman Allah Ta’ala :

وَلاَ تَهِنُوا وَلاَ تَحْزَنُوا وَأَنتُمُ الأَعْلَوْنَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ

Semoga kita bisa bertemu kembali tak lama lagi Insya Allah karena sesungguhnya kemudahan Allah telah dekat dan jika pertolongan-Nya telah datang maka tidak ada yang bisa menghalanginya dengan izin-Nya Ta’ala.

Dan setelah keluarga dan kerabat, saya tujukan kata-kata saya ini untuk para akhwat terhormat dalam umat Muslim kita yang berharga. Saya khususkan untuk menyebut akhwat kita yang tercinta yang sedang ribath di Tanah Jihad di belahan dunia, dan para ibu kita yang telah mempersembahkan sebagian hati mereka fie Sabilillah dan dalam menolong diennya. Oleh karena itu mereka tak pernah takut dan bosan untuk menolong Dien ini, berapa banyak mereka persembahkan para suami, anak-anak dan saudara, berapa banyak pula mereka diuji fie Sabilillah, maka keadaan kami semua dalam keadaan yang serupa.

Para Wanita yang sedang ribath dan berjihad serta diuji fie Sabilillah, mereka mempersembahkan apa yang mereka miliki untuk mereka korbankan akan tetapi –dan Allah lah yang tiada Illah selainNya- semua itu tidak bahkan tidak akan menyurutkan satu langkah pun dalam membela Dien kita ini walaupun apa saja telah kita alami di jalan ini seperti kehilangan orang yang tercinta dan jauh dari sanak saudara, akan tetapi –walaupun begitu- kami tidak mendapatkan kecuali manisnya apa yang kami alami dan ridho terhadap Rabb kami yang telah memuliakan kami dan mensucikan kami dengannya tanpa ibadah lainnya yaitu dengan memberi rizki kami untuk bias berjihad fie sabilillah, membela dien-Nya dan meninggikan kalimat-Nya. Akan tetapi di tengah ujian yang menghadang, kami masih mampu untuk bisa bertahan hidup atas kemulian dan karunia dari Allah SWT.

Saudari-saudari ku yang tercinta dan terhormat,,,

Teguh, teguh di jalan ini -jihad- dan kami tidak akan bisa dihentikan oleh kekuatan super power maupun aliansi negara-negara karena Allah Azza wa Jalla bersama kami, Dia lah cukup bagi kami dan kami serahkan semuanya pada-Nya, kami pun tidak akan pernah takut kepada siapapun juga kecuali kepada-Nya SWT. Dan kami dengan apa saja yang kami hadapi selama ini –Alhamdulillah- tetap teguh dan gembira dengan apa yang telah dijanjikan Allah SWT dalam firman-Nya :

أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُواْ الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُم مَّثَلُ الَّذِينَ خَلَوْاْ مِن قَبْلِكُم مَّسَّتْهُمُ الْبَأْسَاء وَالضَّرَّاء وَزُلْزِلُواْ حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُواْ مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللّهِ أَلا إِنَّ نَصْرَ اللّهِ قَرِيبٌ

Kemenangan sudah dekat dengan izin Allah, dan Rabb kami tidak akan pernah lalai dengan janji-Nya Insya Allah, entah itu dengan kemenangan maupun dengan Syahadah (Mati Syahid), keduanya lebih manis dari yang lain. Dan kami tidak akan pernah mundur dari membela Dien kami karena itu lebih berharga bagi kami.

Saya mengharap kepada Allah untuk diberikan kesabaran bagi kami dan saudari-sadari kami di penjuru dunia –terutama di bumi ribath seperti Palestina, Irak, Chechnya, Afghanistan dan Somalia- serta keteguhan hingga ajal menjemput, entah itu dengan kemenangan maupun Syahadah (Mati Syahid),

وَاللّهُ غَالِبٌ عَلَى أَمْرِهِ وَلَـكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُونَ

Saya ingatkan diri saya sendiri dan para akhwat muslimah yang tercinta terhadap para Shahabiyah Mukminah yang berjihad dan berhijrah, mereka lah sebaik-baik tauladan bagi kita, dari merekalah kami mencontoh dan dengan mereka lah kami menghibur diri karena berapa banyak ibroh dan ketetapan yang bisa kita ambil dari siroh mereka harum. Mereka tidak pernah mundur dan bosan dalam mengabdi kepada Dien kita ini dan kami –Insya Allah- dalam jalan mereka. Sebaik-baik tauladan bagi kami adalah Sayyidah Khodijah ra. Saat beliau menolong Rasulllah SAW dalam menjalankan dakwahnya dan berkata : “Demi Allah, Allah tidak akan pernah menghinakanmu selamanya karena engkau adalah orang yang menyambung tali silaturahmi, berkata jujur, menolong yang lemah dan membela kebenaran”

Begitu pula Sayyidah Shofiyah ra, beliau adalah wanita yang pemberani, saat Kaum Yahudi melewati sebuah benteng kaum muslimin dan kemudian mengepungnya sedangkan ketika itu kaum muslimin sedang menghadapi musuh-musuh mereka di garis depan, maka beliau ra segera turun dan membunuh seorang Yahudi dengan sebuah tongkat tanpa ada rasa takut dan cemas. Sungguh beliau ini lebih pemberani dari pada kebanyakan para lelaki pada zaman ini.

Begitu pula Sayyidah Ummu ‘Imaroh ra saat melindungi Rasulullah SAW pada Perang Uhud dan terluka dengan 12 luka serta terputus tangan beliau ketika Perang Yamamah dengan 11 luka di selain tangan beliau.

Maka dari mereka lah kami mencontoh dalam membantu suami-suami kami untuk menegakkan kebenaran serta dalam keberanian dan pengorbanan karena kami tidak takut kepada siapapun kecuali hanya Allah SWT.

Adapun Risalah saya yang kedua, saya tujukan kepada Para Akhwat Muslimah yang ditahan di Penjara-Penjara Thoghut :

Saya katakan kepada mereka :

Kalian berada dalam hati kami dan tidak akan pernah kami lupakan karena Insya Allah kami tidak akan menyurutkan kesungguhan kami untuk membebaskan kalian. Kalian adalah harga diri kami dan kami adalah saudari kalian yang tidak akan pernah menyerah selamanya dan Allah mengetahui bahwa kami senantiyasa berdoa supaya Allah menjaga kalian dari segala kejahatan dan keburukan serta membebaskan kalian.

Risalah yang ketiga ini saya tujukan kepada seluruh kaum Muslimah di Dunia:

Pertama-tama saya serukan kepada mereka untuk senantiyasa beriltizam kepada Hukum-hukum Islam secara keseluruhan karena di dalamnya ada kebahagiaan di dunia dan kemenangan di akhirat dan khususnya untuk beriltizam terhadap hijab, karena itu adalah pertanda seorang Muslimah yang mengabdi kepada Rabbnya dan taat terhadap perintah-perintah Nya dan jika ia meninggalkannya maka sesungguhnya ia telah taat kepada syaithon, sebagaimana kalian ketahui wahai para akhwat Muslimah sesungguhnya penentangan terhadap hijab adalah termasuk peperangan besar yang terjadi anata Islam dan kafir. Orang-orang kafir yang jahat itu menginginkan agar para wanita melepaskan diennya dan yang pertam-tama bisa melepaskan oleh seorang wanita adalah penampilan dan pelindungnya, karena jika seorang wanita sudah bisa lepas dari penampilan dan pelindungnya maka dengan mudah akan melepaskan pula dien nya yang lain.

Maka wajib bagi seorang wanita Muslimah untuk memperhatikan hal ini baik-baik. Sebagaimana kalian ketahui pula wahai para akhwat Muslimah bahwa barat tidak menginginkan kalian tidak lain hanya untuk menjadikan kalian barang dagangan yang bisa dijual dan menghapus cirri khas keislaman dari diri kalian. Dan hijab bagi seorang wanita muslimah adalah ciri khas pertama dari ciri-ciri keislaman yang ada karena didalamnya ada kehormatan, kesucian dan pelindung kalian.

Dunia Barat kafir tidak menginginkan kalian beriltizam terhadap hijab karena iltizamnya seorang wanita terhadap hijab akan bisa menyingkap kebobrokan mereka dan menghinakan akhlak mereka serta melemahkan perkumpulan mereka, maka kemudian Barat Kafir tersebut mulai memperdagangkan para wanita dan menggambarkan bahwa seorang wanita itu adalah barang dagangan yang murah dan bagi mereka wanita itu tidaklah terlindungi dan tidak pula terhormat akan tetapi wanita itu bagi mereka adalah sarana dalam bisnis kotor dan kemaksiatan. Na’udzubillah mindzalik dari ini semua.

Ketahuilah bahwa seorang Wanita Muslimah yang berhijab itu terlindungi kesuciannya dan terhormat di dalam maupun di luar rumah, ia adalah permata yang tersembunyi dan mutiara yang berharga, sebagaimana dalam firman Allah SWT :

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاء الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا

Ini adalah firman Allah Azza wa Jalla kepada Rasul-Nya SAW untuk menasehati istri-istri beliau, putri-putri beliau dan kaum muslimah sekalian , maka oleh karena itu wajib bagi kita wahai saudariku mukminah untuk beriltizam kepada hijab syar’ie dan itu lebih baik bagi kita dalam dien maupun kehidupan dunia.

Kedua kalinya saya wasiatkan kepada saudariku muslimah untuk mendidik anak-anak mereka untuk taat kepada Allah SWT dan mencintai Jihad fie sabilillah serta memotivasi para ikhwan, para suami dan anak-anak untuk mempertahankan tanah kaum muslimin dan kekayaannya serta mengembalikannya dari tangan para penjarah yang telah menjarah negeri-negeri kaum muslimin dan merampas kekayaannya, begitu pula untuk menyadarkan umat islam untuk berlepas diri dari orang-orang ingin bersekutu dengan musuh dan orang-orang yang lalai di bumi Islam.

Saya wasiatkan kepada mereka juga untuk membantu para mujahidin dengan doa dan harta serta membantu mujahidin yang terluka dan para tawanan dengan harta dan penghidupan bagi anak-anak dan istri-istri mereka karena mereka sangat membutuhkan orang-orang yang membantu kebutuhan hidupnya.

Saya ingatkan para akhwat deangan sabda Nabi SAW :

"الصَّوْمُ جُنَّةٌ وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ"([1])

Saya ingatkan pula dengan sabda Nabi SAW :

يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ فَإِنِّي رَأَيْتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ"([2])

Saya tekankan pula bagi para akhwat Muslimah di belahan dunia bahwa peranan wanita Muslimah sangatlah penting sekali dalam amal Islami, karena wanita itu adalah saudara kandung para lelaki, maka wajib bagi bagi wanita Muslimah untuk berusaha bersama para lelaki untuk membela dien dan bangsanya dengan jiwanya, apabila belum mampu maka dengan hartanya dan jika belum mampu maka dengan dakwah di jalan diennya yaitu dengan berdakwah kepada para akhwat Muslimah di masjid-masjid, di sekolah, pesantren dan rumah, jika belum mampu juga bisa lewat media internet, kalian bisa berdakwah dengan menulis di dalamnya dan menyebarkannya serta menyebarkan dakwah-dakwahnya para mujahidin dan insya Allah akan sampai dan akan kalian dapati telinga-telinga yang mendengarkan serta hati-hati yang berteriak. Maka saya berharap dari kalian wahai para akhwat muslimah untuk tidak mundur dan bosan-bosannya untuk membela dien kita ini dengan wasilah apapun jua semampu kita.

Sering kali ada pertanyaan tentang apa peran para wanita dan jihad sekarang ini, maka saya katakan : Sesungguhnya jihad (pada hari ini -pent.) adalah Fardhu ‘Ain bagi setiap Muslim dan Muslimah, akan tetapi jalan untuk menuju peperangan bukanlah hal yang mudah bagi wanita karena dibutuhkan adanya mahrom karena seorang Muslimah itu wajib harus beserta mahromnya apabila dalam perjalanan hingga kembali, akan tetapi kita pun tetap harus membela dien kita ini dengan berbagai macam jalan yang ada, dan kita harus mempersiapkan diri kita dalam menolong para Mujahidin, apapun yang mereka butuhkan dari kita, kita harus siap memenuhinya, entah itu berupa bantuan dengan harta, pelayanan bagi mereka, bantuan berupa informasi, pendapat dan ikut serta dalam peperangan ataupun bahkan hingga Amaliyah Istisyhadiyah. Berapa banyak Para Muslimah yang melakukan Amaliyah Istisyhadiyah di Palestina, Irak, dan Chechnya hingga bisa menewaskan para musuh dan mengantarkan mereka kepada kekalahan. Kami berharap semoga Allah menerima amalan mereka dan mendapatkan kebaikan.

Akan tetapi peran kita yang terpenting adalah –semoga Allah menerima amalan kita ini- menjaga Para mujahidin yaitu dengan menjaga anak-anak mereka, tempat tinggal mereka dan rahasia-rahasia mereka, serta membantu mereka dengan memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak-anak mereka.

Ketahuilah bahwa para akhwat yang sedang hijrah disini –bagi Allah lah segala puji dan anugerah- mereka sedang menjalankan peranan yang besar dalam ruang lingkup hal ini. Mereka senantiasa diselimuti kesabaran, keteguhan, keberanian, zuhud terhadap dunia dan cinta akan akhirat yang mereka dambakan di tengah kesempitan hidup yang mereka hadapi yang berupa kehilangan suami, anak dan orang tua, tempat tinggal yang berpindah-pindah, bahkan sebagian mereka ada yang diuji dengan menjadi tawanan, akan tetapi mereka tetap sabar dan mengharap kepada Allah semata, bagi Allah lah segala puji dan anugerah.

Sebagai penutup saya ingatkan para akhwat sekalian bahwa ajal dan rizqi itu sudah tertulis di sisi Allah dan jihad itu tidak mempercepat ajal maupun mengurangi rizqi. Sesungguhnya jihad pada hari ini menjadi Fardhu ‘Ain, karena musuh bule kafir telah menjajah negeri kaum Muslimin dan tempat suci yang tiga (Makkah, Madinah dan Al-Aqsha –pent.) dibawah kontrol dan jajahan mereka, begitu juga kaum muslimin telah dikuasai oleh Penguasa Murtad, sedangkan Para Ulama telah berijma’ tentang wajibnya menumbangkan kemurtadan.

Sebagaimana perkataan Syahidul Islam –sebagaimana kita harapkan- Asy Syaikh Abdullah Azzam rahimahullah bahwa sesungguhnya jihad hukumnya telah menjadi Fardhu ‘Ain bagi seluruh Umat Islam sejak jatuhnya kekuasaan di Andalusia.

Begitu pula para komandan mujahidin juga menyerukan kepada Umat Islam untuk berangkat ke medan-medan Jihad, maka bagi kita kaum muslimah yang tercinta supaya jangan sampai ketinggalan dalam melaksanakan kewajiban Syar’ie ini, serta mengobarkan semangat jihad kepada yang lain.

Saya kabarkan kepada kalian bahwa jihad ini sedang berada dalam kemenangan dan kesuksesan dan ketahuilah bahwa media barat yang walaupun memberikan pernyataan tentang kerugian armada salibis dan Yahudi di banyak medan-medan jihad akan tetapi sesungguhnya hal itu adalah sebagian kecil dari yang sebenarnya serta menyembunyikan sebagian besar fakta yang ada, maka hendaklah kalian berpedoman kepada media mujahidin yang memberikan fakta langsung dari lapangan serta menyingkap kebohongan media barat.

Dan inilah kami di depan kalian yang masih diberikan kehidupan dan menunjukkan ketidakberdayaan para salibis. Jauh sebelum delapan tahun yang lalu sejak dimulainya Perang Salib, kami masih –dengan izin Allah- bisa berjihad dari Chechnya hingga Maghrib Islami (Maroko), maka bertaqwalah kalian dengan pertolongan Allah yang telah berfirman dalam kitab-Nya yang mulia :

الَّذِينَ آمَنُواْ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللّهِ وَالَّذِينَ كَفَرُواْ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ الطَّاغُوتِ فَقَاتِلُواْ أَوْلِيَاء الشَّيْطَانِ إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا

Kemudian saya serahkan kalian dalam penjagaan Allah dan lindungan-Nya dan akhir kata Segala Puji bagi Allah Rabb Semesta Alam dan Salawat Allah teruntuk Nabi Muhammad beserta keluarga dan para sahabatnya.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Saudari kalian fillah

Umaimah Hasan Ahmad Muhammad Hasan

Istri saudara kalian Ayman Adh Dhowahiri

Berdoalah untuk ikhwan kalian Mujahidin

Persembahan saudara kalian di :


Sumber : Media Pusat Al Fajr



(1) Diriwayatkan oleh At Tirmidzi, beliau berkata : Hadist Hasan Shohih.

(2) Diriwayatkan Bukhori

Download versi DOC disini
http://www.ziddu.com/download/7948800/emah.doc.html

read more

Kamis, 03 Desember 2009

Pernyataan Imarah Islam Afghanistan Mengenai Strategi Baru Obama

Kamis, 03 Desember 2009 | 0 komentar

KABUL - Obama pada akhirnya memukul palu untuk memfinalkan keputusan atas strategi barunya di Afghanistan yang telah larut dalam perdebatan, keraguan dan ketidakpastian selama berbulan-bulan. Namun, keputusan penambahan sekitar 30.000 pasukan tersebut, justru tidak pernah menggentarkan mujahidin Afghanistan.

Ketegasan sikap itu diperlihatkan melalui pernyataan Imarah Islam Afghanistan yang dipublikasikan melalui beberapa situs pada Rabu (2/12).

Berikut isi pernyataan tersebut:

Pernyataan Imarah Islam Afghanistan Mengenai Strategi Baru Obama
15 Dzulhijjah 1430 H / 2 Desember 2009


Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah dan Pengasih

Presiden Amerika Serikat, Barack Obama telah mengumumkan strategi barunya setelah disibukkan selama berbulan-bulan. Inti dari strategi tersebut memperlihatkan bahwa Obama beserta kawanannya telah mengabaikan kebutuhan dan keinginan rakyat Amerika, dan strategi ini telah dirumuskan di bawah tekanan beberapa jendral Pentagon, kalangan neo-konservatif dan segelintir orang kaya Amerika untuk melindungi kepentingan mereka. Karena itu strategi kolonialisme ditujukan untuk mengamankan kepentingan para kapitalis Amerika dan tampaknya memiliki rencana jahat yang lebih luas dan berkelanjutan bukan hanya bagi Afghanistan, tapi juga untuk seluruh wilayah kaum muslimin.

Semua ini tentu saja bukan hal baru dalam strategi Obama, dan tidak pernah memberikan solusi untuk masalah Afganistan. Obama ingin membunuh dua burung dengan hanya sebuah batu. Ia ingin mengurangi kepekaan rakyat Afghan terhadap gelombang penambahan 30.000 pasukannya dengan dalih bahwa mulai tahun 2011 pasukan salibis itu akan ditarik dari Afghanistan. Ia juga berniat untuk mereduksi perlawanan publik Amerika (atas penambahan pasukan) dan memberikan dorongan kepada sekutu-sekutu internasionalnya untuk mengirim lebih banyak pasukan. Tapi siasat ini tidak akan pernah berhasil. Penggemukan pasukan salibis tersebut hanya akan berakibat terhadap semakin meningkatnya korban jiwa di pihak mereka. Demikian pula, masyarakat dunia, terutama rakyat Afghanistan dan Amerika sekarang mengetahui kenyataan yang sebenarnya dan mereka tidak akan bisa lagi ditipu oleh omong kosong Obama.

Sepanjang sejarahnya, mujahidin Afghanistan belum pernah bisa ditaklukkan melalui kebohongan, kesenangan semu, kekuasaan, dan penguatan militer dari pihak asing. Oleh karena itu, penguatan pasukan Amerika dan taktik lainnya tidak akan berpengaruh untuk membuat mujahidin lebih memilih mendapatkan status quo. Namun penguatan tersebut hanya akan memberikan kesempatan yang lebih besar bagi mujahidin untuk memulai serangan. Di sisi lain, langkah AS itu hanya akan memperparah krisis ekonomi Amerika yang sudah berantakan.

Penegasan Obama untuk meningkatkan dan melatih lebih banyak tentara dan polisi bagi Administrasi Kabul adalah sia-sia saja dan tidak akan pernah memberikan hasil apa-apa. Rakyat Afghan yang sangat mencintai Islam dan menginginkan kemerdekaan menganggap bahwa Administrasi Kabul serta militer yang tunduk di bawah ini pemerintah yang korup itu sebagai wajah lain dari para penjajah. Pandangan semacam itulah yang telah mengakibatkan kerugian besar bagi penjajah salibis. Rakyat Afghanistan dan masyarakat dunia melihat bahwa semakin banyak AS dan sekutu-sekutunya itu menambah jumlah pasukan dan mempercepat pelatihan pasukan, semakin besar pula peluang mujahidin mendapatkan kekuatan dan menyebarkan pengaruh. Lebih jauh lagi, dukungan rakyat terhadap mujahidin telah meningkat pesat.

Kami tidak memiliki basis di Pakistan, sebagaimana kami juga tidak memerlukan basis di wilayah-wilayah lainnya di luar Afghanistan. Kami memiliki kendali yang luas di negeri ini dan tidak sedang menghadapi masalah apapun yang berkaitan dengan aktivitas dan tempat tinggal kami.

Mereka mengangkat isu tentang keberadaan kami di Pakistan untuk mengalihkan perhatian (dunia) dari kemampuan dan perlawanan kami yang sangat kuat di Afghanistan.

Imarah Islam Afghanistan telah sering mengatakan bahwa kami tidak pernah punya niat untuk merugikan siapapun. Oleh karena itu, kehadiran pasukan penjajah asing di Afghanistan tidak ada hubungannya dengan keamanan dunia. Entah sudah berapa kali Obama menyerukan perang ini, kebutuhan akan perang ini, sebagai perang untuk pertahanan Barat dan beberapa kali juga ia menyebutnya sebagai perang yang dilancarkan untuk keamanan dunia. Ini hanyalah upayanya untuk memobilisasi opini dunia agar mendukung perang ini, mendorong negara-negara lainnya untuk membenarkan invasi ilegalnya, dan menggunakan negara-negara lain untuk meraup keuntungan.

Mujahidin Imarah Islam telah menyiapkan strategi yang lebih besar dan telah siap untuk melakukan perlawanan yang kuat dalam rangka menggagalkan upaya persekongkolan yang ilegal, anti-Islam dan anti-Afghanistan tersebut, serta menghadang mereka di setiap bagian dari negara ini dengan kekuatan penuh dan pantang menyerah. Mujahidin memiliki semangat yang tinggi dan kesiapan lengkap, serta yakin bahwa strategi baru Obama akan gagal seperti strategi-strategi sebelumnya.

Kami menganggap perlu untuk mengingatkan penguasa Amerika, jika Anda tetap bertahan dengan kebijakan agresif Anda, maka Amerika akan hancur dengan sendirinya karena mempertahankan penjajahan di Afghanistan. Sejarah para penjajah yang sombong ini sering membuktikan fakta ini.

Kami ingin menunjukkan bahwa kaum muslim Afghanistan mau mengorbankan kehidupan dan semua yang mereka miliki dengan sukarela tetapi tidak pernah mau sedikitpun menyerahkan keimanan dan keinginan mereka untuk merdeka. Anda telah melihat reaksi rakyat Afghan ini dalam bentuk pergolakan Islam nasional sebagai jawaban atas penembakan buta, penyiksaan brutal, operasi dan penggemukan besar-besaran selama delapan tahun ini. Dan sepertinya Anda harus menunggu reaksi yang lebih parah dalam beberapa tahun yang akan datang.


Imarah Islam Afghanistan

read more

Rabu, 25 November 2009

Khutbah Idul Adha 1430 H: Tunduk dan Berkorban Demi Tegaknya Syariah dan Khilafah

Rabu, 25 November 2009 | 0 komentar

الله أكبر ×٩ ولله الحمد.

إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللَّهُمَّ صَلَِّ عَلَى حَبِيْبِنَا الْمُصْطَفَى وَعَلىَ آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ دَعَا بِدَعْوَتِهِ إِلىَ يَوْمِ الْقِيَامَةْ. قَالَ تَعاَلَى فِي كِتَابِهِ، وَهُوَ أَصْدَقُ الْقَائِلِيْنَ:( إِنّا أَعطَينٰكَ الكَوثَرَ ﴿١﴾ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانحَر ﴿٢﴾ إِنَّ شانِئَكَ هُوَ الأَبتَرُ ﴿٣﴾ ). فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

Allâhu Akbar 3X wa lil-Lâh al-hamd,

Ma’âsyira al-Muslimîn rahimakumul-Lâh

Hari ini kaum Muslimin di seluruh dunia kembali merayakan hari raya Idul Adha. Di hari yang agung ini, kaum Muslimin menggemakan takbîr, tahmîd, tashbîh, dan tahlîl; berbondong-bondong menunaikan shalat Id dan mendengarkan khutbah, kemudian diteruskan dengan penyembelihan dan pembagian hewan kurban. Selama hari tasyriq, alunan kalimat thayyibah itu pun masih akan terus terdengar. Pada saat yang sama di tanah Haram, jutaan umat Islam dari berbagai penjuru dunia berkumpul memenuhi panggilan Allah, bersama-sama menunaikan ibadah haji dengan segala rangkaian manasiknya. Mereka berbaur menjadi satu tanpa dibatasi sekat kebangsaan, warna kulit dan aliran.

Realitas ini menunjukkan bahwa sesungguhnya umat ini adalah umat yang satu. Umat yang diikat dengan akidah yang sama, akidah Islam; dan diatur dengan hukum yang sama, yaitu hukum Islam; memiliki kitab yang sama, al-Quran; dan menghadap kiblat yang sama; Baitullah al-Haram.

Namun sayangnya, persatuan itu hanya sesaat dan terbatas dalam perkara ibadah ritual. Di luar itu, kondisib mereka amat memprihatinkan. Pertikaian, konflik, hingga pertumpahan darah sesama umat Islam masih menjadi problem serius yang belum teratasi. Ukhuwah Islamiyyah yang diperintahkan masih sebatas seruan dan persatuan baru menjadi dambaan. Mengapa ini bisa terjadi?

Jawabnya: Karena umat Islam saat ini tidak lagi hidup dalam satu kepemimpinan dan satu institusi negara. Padahal, selain dipersatukan oleh akidah, hukum, rasul, kitab, dan kiblat yang sama, umat Islam juga diwajibkan agar hidup dalam satu kepemimpinan dan satu institusi negara. Itulah khalifah, yang memerintah dengan syariah dalam satu wadah daulah Khilafah.

Ma’âsyira al-Muslimîn rahimakumul-Lâh

Sesungguhnya masalah kesatuan umat dalam kepemimpinan dan institusi negara ini merupakan masalah yang amat penting. Sedemikian pentingnya hingga perkara tersebut ditetapkan sebagai salah satu al-qadhiyyah al-mashîriyyah (perkara utama) umat ini. Yakni, perkara yang mempertaruhkan hidup dan mati. Siapa pun yang berani memecah belah kesatuan umat dalam kepemimpinan ini harus ditindak tegas. Rasulullah saw bersabda:

مَنْ أَتَاكُمْ وَأَمْرُكُمْ جَمِيعٌ عَلَى رَجُلٍ وَاحِدٍ يُرِيدُ أَنْ يَشُقَّ عَصَاكُمْ أَوْ يُفَرِّقَ جَمَاعَتَكُمْ فَاقْتُلُوهُ

Siapa saja yang datang kepada kamu sekalian —sedangkan urusan kalian berada di tangan seorang (khalifah)— kemudian dia hendak memecah-belah kesatuan dan jama’ah kalian, maka bunuhlah dia (HR Muslim)

Hadits ini amat jelas menunjukkan wajibnya umat Islam berada dalam satu kepemimpinan. Ketika mereka berada dalam satu jama’ah, di bawah kepemimpinan seorang khalifah, lalu ada orang lain yang datang ingin memecah persatuan dan jama’ah mereka, maka wajib dijatuhkan sanksi tegas: hukuman mati.

Kita semua telah menyaksikan betapa sengsaranya umat Islam ketika tidak hidup dalam satu kepemimpinan khilafah. Setelah tiga belas abad hidup dalam satu institusi daulah, kini kaum Muslim terpecah-belah dalam puluhan negara kecil. Umat yang dulu disegani ini pun berubah menjadi umat yang lemah. Keadaan ini diperparah oleh sikap rezim di negeri-negeri Islam yang tidak peduli terhadap Islam dan umatnya. Akibatnya, meskipun kaum kafir telah nyata-nyata menampakan permusuhan terhadap kaum Muslim, menumpahkan darah, menguras harta kekayaan, dan menginjak-injak kehormatan mereka, para penguasa itu hanya diam. Bahkan ketika Rasulullah saw dilecehkan dalam gambar-gambar kartun, al-Quran dihinakan dan mushafnya dimasukkan ke dalam WC di penjara Guantanamo, Islam dicerca sebagai agama teroris, dan Masjid al-Aqsha dikangkangi, dibakar, dan hendak dirobohkan oleh kaum kafir Yahudi, para penguasa itu pun tidak merasa terusik. Kondisi umat Islam benar-benar laksana buih yang diombang-ambing oleh gelombang. Sungguh amat menyedihkan!

Allâhu Akbar 3X wa lil-Lâh al-hamd,

Setiap hari raya Idul Adha, kita selalu diingatkan kisah tentang ketundukan, ketaatan, dan pengorbanan Nabi Ibrahim as dan putranya dalam menjalankan perintah Allah Swt. Ketika Nabi Ibrahim as diperintahkan untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail as, keduanya segera bergegas melaksanakan perintah Allah. Tak tampak sama sekali keraguan, keengganan, apalagi penolakan. Keduanya dengan ikhlas menunaikan perintah Allah Swt, meski harus mengorbankan sesuatu yang paling berharga dan dicintai. Ibrahim rela kehilangan putranya, dan Ismail pun tak keberatan kehilangan nyawanya.

Ketundukan dan pengorbanan sesungguhnya telah menjadi tabiat para kekasih Allah (khalilu-Llah). Dalam menyebarkan risalahnya, Qudwatunâ wa uswatunâ Rasulullah saw telah mempertaruhkan semua yang dimilikinya. Meskipun mendapatkan berbagai penentangan dan perlawanan, sama sekali tidak membuat beliau mundur. Bahkan beliau bersumpah tidak akan berhenti berjuang hingga Islam dimenangkan atau beliau binasa karenanya.

Ketundukan dan pengorbanan juga ditunjukkan oleh para sahabat. Lihatlah, peristiwa heroik yang ditunjukkan oleh generasi awal umat terbaik ini. Antara lain Muhaishah, sahabat Rasulullah saw yang mengikuti perintah baginda untuk membunuh seorang Yahudi dalam sebuah peperangan. Yahudi yang dibunuhnya itu tak lain adalah pedagang yang biasa memberi pakaian kepadanya. Kakak Muhaishah, yang belum memeluk Islam, yaitu Huwaishah marah kepada Muhaishah, adiknya, seraya memukul dan menghardiknya, “Apakah kamu membunuhnya? Demi Allah, makanan di dalam perutmu itu berasal dari hartanya.” Muhaishah pun menjawab, “Demi Allah, sekiranya orang yang memerintahkan aku untuk membunuhnya, memerintahkan aku untuk membunuhmu, pasti aku akan penggal lehermu.” Huwaishah bertanya lagi dengan nada heran, “Demi Allah, kalau Muhammad memerintahkan kamu membunuhku, kamu akan membunuhku?” Muhaishah menjawab dengan tegas, “Benar.” Padahal, kita adalah kakak-beradik. Allahu Akbar. Inilah manifestasi ketaatan generasi emas para sahabat Rasulullah saw.

Ma’âsyira al-Muslimîn rahimakumul-Lâh

Bercermin pada ketundukan mereka, kita pun patut bertanya kepada diri kita: Sudahkah kita memiliki ketaatan total kepada Allah dan Rasul-Nya? Tunduk dan patuh pada setiap perintah dan larangan-Nya? Atau sebaliknya, kita hanya mau tunduk kepada sebagian, namun menolak sebagian yang lain?

Ketika diperintahkan shalat, puasa, atau haji, barangkali kita segera bergegas mengerjakannya. Ketika dilarang berzina, mencuri, atau memakan babi, kita pun tak keberatan meninggalkannya. Semua ketetuan itu kita terima, tanpa sedikit pun mempersoalkan mengapa semua itu diwajibkan atau diharamkan. Akan tetapi, ketika diperintahkan Allah Swt untuk menerapkan syariah-Nya dalam bidang pemerintahan, ekonomi, pendidikan, dan pidana mengapa di antara kita masih ada yang mempertanyakan, merasa keberatan, bahkan menyatakan penolakannya? Mengapa itu bisa terjadi? Bukankah akidah yang kita yakini menuntut kita untuk memiliki ketundukan dan ketaatan total kepada seluruh syariah-Nya?

Apakah kita tidak tahu bahwa beriman kepada sebagian dan ingkar sebagian lainnya dapat mengantarkan pelakunya kepada kekufuran, mendapatkan kehinaan di dunia, siksa yang peduh di akhirat? (lihat QS al-Baqarah [2]: 85, al-Nisa [4]: 150-151) .

Apakah kita juga tidak sadar dengan kalimat tawhîdlâ ilâha illal-Lâhyang kita ucapkan berulang-ulang itu? Ketahuilah, bahwa kalimat tawhîd itu bukan hanya berisi pengakuan tentang keesaan Allah Swt semata. Namun di dalamnya terkandung ikrar bahwa Allah Swt adalah satu-satunya Ilâh yang haq. Dialah satu-satunya Dzat yang berhak dan wajib disembah, diibadahi, dan ditaati. Konsekuensinya, kita harus tunduk dan patuh terhadap seluruh hukum-Nya. Ucapan yang keluar dari seorang Mukmin dalam merespon semua seruan-Nya hanyalah sami’nâ wa atha’nâ. Allah Swt berfirman:

إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Sesungguhnya jawaban orang-orang mu’min, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan.” “Kami mendengar dan kami patuh.” Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung (QS al-Nur [24]: 51).

Allâhu Akbar 3X wa lil-Lâh al-hamd,

Kita juga patut bertanya: sejauh manakah pengorbanan kita dalam menjalankan ketaatan kepada Allah Swt? Sudahkah kita sanggup merelakan harta, jabatan, keluarga, bahkan jiwa dan raga kita demi menegakkan agama-Nya? Atau justru sebaliknya, kita masih merasa berat dan enggan melakukannya. Jangankan nyawa, berkorban dengan sedikit tenaga, pikiran, harta, dan waktu saja, kadang masih terasa sulit. Mengapa ini bisa terjadi? Bukankah kita dituntut untuk meletakkan kecintaatan kepada Allah Swt, Rasul, dan jihad di jalan-Nya melebihi segalanya (lihat QS al-Taubah [9]: 24).

Di antara kiat memupuk jiwa mudah berkorban adalah dengan memperkokoh keimanan kepada akhirat. Bahwa besarnya pengorbanan yang kita berikan di dunia, jauh lebih kecil dibandingkan dengan balasan yang bakal kita terima: surga beserta ragam kenikmatan di dalamnya. Sebaliknya, kesenangan mengabaikan perintah Allah Swt dan rasul-Nya hanya akan menjerumuskan pelakunya kepada siksa neraka yang amat dahsyat.

Keyakinan inilah yang mampu menjadikan kaum Muhajirin terasa ringan melangkahkan kaki meninggalkan harta dan keluarga untuk berhijrah ke Madinah. Keyakinan ini pula yang membuat kaum Anshar bersedia menyerahkan kekuasaannya kepada Rasululalh saw dan menerima saudaranya dari kalangan Muhajirin dengan rasa cinta. Juga karena keyakinan ini, kaum Muslim bersemangat melakukan futûhât sehingga wilayah kekuasaan Islam terbentang luas dalam waktu yang amat cepat.

Ma’âsyira al-Muslimîn rahimakumul-Lâh

Telah 88 tahun umat Islam hidup tanpa Khilafah. Padahal, umat Islam hanya diberikan masa tenggang selama tiga hari hidup tanpa khalifah. Ini berarti, kewajiban mengangkat khalifah telah jauh melampaui batas waktu yang diperbolehkan. Keadaan ini harus melecut semangat kita untuk berjuang menegakkannya.

Maka, inilah saatnya kita berkorban. Tampil ke depan membawa panji-panji Islam. Berjuang dengan segenap daya dan kemampuan menyongsong kemenangan yang dijanjikan oleh Allah dan Rasul-Nya. Hari ini kita diperintahkan berkurban, semestinya menjadi ibrah, dalam memberikan pengorbanan kita yang lain. Tidak hanya berhenti pada penyembelihan kambing, sapi, atau unta. Namun pengorbanan harta, waktu, jiwa dan raga kita demi tegaknya agama Allah di muka bumi.

Sekaranglah saat yang tepat bagi kita untuk membuktikan ketundukan dan pengorbanan kita dalam berjuang menegakkan agama-Nya. Janganlah sia-siakan kempatan emas ini. Karena Allah Swt melebihkan derajat orang yang berjuang sebelum tegaknya daulah khilafah. Allah Swt berfirman:

لاَ يَسْتَوِي مِنْكُمْ مَنْ أَنْفَقَ مِنْ قَبْلِ الْفَتْحِ وَقَاتَلَ أُولَئِكَ أَعْظَمُ دَرَجَةً مِنَ الَّذِينَ أَنْفَقُوا مِنْ بَعْدُ وَقَاتَلُوا وَكُلًّا وَعَدَ اللَّهُ الْحُسْنَى

Tidak sama di antara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Mekah). Mereka lebih tinggi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik (QS al-Hadid [57]: 10).

Akhirnya, marilah kita berdoa semoga Allah Swt memberi kita kesabaran, kekuatan, dan kekompakan, serta memungkinkan kita berperan penting dalam upaya menegakkan dan memperjuangkan negara Khilafah.

اللَّهُمَّ يَا شَاهِدَ كُلِّ نَجْوَى، وَمَوْضِعَ كُلِّ شَكْوَى، وَعَالِمَ كُلِّ خَفِيَّةِ، وَمُنْتَهَى كُلِّ حَاجَةٍ. اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى أَخْشَاكَ كَأَنِّي أَرَاكَ، وَأَسْعِدْنِي بِتَقْوَاكَ، وَلاَتَشْقِنِي بِمَعْصِيَتِكَ، وَخِرْ لِي فِي قَضَائِكَ، وَبَارِكْ لِي فِي قَدَرِكَ حَتىَّ لاَ أُحِبَّ مَا أَخَّرْتَ وَلاَ تَأْخِيْرَ مَا عَجَّلْتَ، اللَّهُمَّ مَا أَخَافُ فَاكْفِنِيْ، وَماَ أَحْذَرُ فَقِنِيْ، وَفِي نَفْسِيْ وَدِيْنِيْ فَاحْرُسْنِيْ، وَفِي رِزْقِيْ فَبَارِكْ لِي، وَفِي أَعْيُنِ النَّاسِ فَعَظِّمْنِيْ، وَمِنْ شَرِّ الْجِنِّ وَالإِنْسِ فَسَلِّمْنِيْ، وَبِعَمَلِيْ فَلاَ تَبْتَلِنِيْ، وَبِنِعَمِكَ فَلاَ تَسْلُبْنِيْ، وَإِلَى غَيْرِكَ فَلاَ تَكِلْنِي، إِلَهِي إِلَى مَنْ تَكِلُنِي، إِلَى قَرِيْبٍ فَيَقْطَعُنِيْ، أَمْ إِلَى بَعِيْدٍ فَيَتَجَهَّمُنِيْ، أَمْ إِلَى الُمْسَتْضَعَفِيْنَ لِيْ وَأَنْتَ رَبِّي وَمَلِيْكُ أَمْرِيْ.. اللَّهُمَّ هَذَا حَالُنَا، وَهَذَا ضَعْفُنَا لاَيَخْفَى عَلَيْكَ ظَاهِرٌ بَيْنَ يَدَيْكَ، اللَّهُمَّ عَجِّلْ نُصْرَتَكَ بِقِيَامِ دَوْلَةِ الْخِلاَفَةِ الرَّاشِدَةِ التي تُطَبِّقُ أَحْكَامَكَ، وَتَحْرُسُ دِيْنَكَ وَأُمَّةَ نَبِيِّكَ، وَتَوَحَّدَتْ بِهَا كَأُمَّةٍ وَاحِدَةٍ، وَأَعَادَ الله بِهَا مَجْدَهَا، وَأَذَلَّ بِهَا الْكُفْرَ وَطُغْيَانَه. اللَّهُمَّ أَعِدْنَا فِي عِيْدِنَا الْقَادِمِ وَالْخِلاَفَةُ قَائِمَة بِإِذْنِكَ، فِي عَصْرِنَا هَذَا وَبِأَيْدِيْنَا..

وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وبارك وسلم..


read more

Jumat, 06 November 2009

Pernyataan Sikap KISPA Atas Penyerangan Tentara Rezim Israel Ke Masjid AL AQSHA

Jumat, 06 November 2009 | 0 komentar

Rezim Israel telah melakukan tindakan penistaan dan penodaan terhadap kemuliaan dan kesucian masjid Al Aqsha, kiblat umat Islam pertama yang berada di tanah suci Al Quds.

Tindakan penistaan dan penodaan tersebut terjadi pada hari Ahad, 25/10/2009, ketika ratusan pasukan Rezim Israel dengan arogan dan sombongnya menyerbu tempat suci umat Islam, mereka masuk ke pelataran masjid Al Aqsha, memukuli jama’ah dan menembakkan peluru karet, gas air mata, serta melemparkan granat.

Akibatnya, jama’ah masjid luka-luka, darah berceceran membasahi pelataran masjid, banyak korban berjatuhan, dan sebagian lagi di tangkap.

Kekerasan dan kebiadaban terus berlanjut, masjid suci kaum muslimin dinodai oleh tangan-tangan jahat Rezim Israel, akankah kita berdiam diri saja ???

Menyikapi kejadian di atas, maka kami pengurus KISPA (Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina) menyatakan sikap sebagai berikut:

1. Mengutuk Rezim Israel yang telah melakukan penistaan dan penodaan terhadap masjid Al Aqsha, kiblat umat Islam yang pertama.

2. Mendesak pemimpin Arab dan Islam untuk segera mengambil tindakan penyelamatan terhadap kota Al Quds khususnya masjid Al Aqsha dari upaya penghancuran oleh Rezim Israel.

3. Mendesak pemerintah Indonesia untuk mendukung penuh perjuangan rakyat Palestina dalam menjaga kemuliaan masjid Al Aqsha dan meraih kemerdekaan yang hakiki dari tangan penjajah Rezim Israel.

4. Meyerukan kepada para ulama dan umat Islam untuk menjadikan hari Jum’at, tanggal 30/10/2009 sebagai hari PEMBELAAN TERHADAP MASJID AL AQSHA.

5. Mengajak kaum muslimin, rakyat Indonesia untuk mendukung dan mendoakan perjuangan rakyat Palestina serta melakukan aksi solidaritas pembelaan terhadap masjid Al Aqsha.

Semoga Allah membantu perjuangan hamba-Nya dan memberikan kemenangan yang hakiki. Amin.

Jakarta, Selasa, 08 Dzulqaidah 1430 H
27 Oktober 2009 M



H. Ferry Nur, S.Si. Andi Syaefuddin, SE
Ketua Sekretaris Jendral

CP: HP. 08557800950
Email: ferryn2006@yahoo.co.id

read more

Kamis, 05 November 2009

Ketua Parlemen Palestina: Saya Siap Gantikan Posisi Abbas

Kamis, 05 November 2009 | 0 komentar

Gaza – Dr. Aziz Duweik, Ketua Parlemen Palestina, menyatakan bahwa penangkapan, pengekangan dan pengejaran yang dilakukan oleh milisi Abbas di Tepi Barat membuat kompleks persoalan Palestina dan menjadi batu penghalang tercapainya rekonsiliasi dan diakhirinya perpecahan. Dia mengatakan, "Daripada otoritas Ramallah terus melakukan penangkapan, lebih baik menyiapkan panggung Palestina untuk merealisasikan rekonsiliasi Palestina, seperti yang diciptakan pada tahun 2006."

Duweik mengatakan hal tersebut dalam sebuah wawancara dengan koresponen Infopalestina, Rabu malam (11/11). Ia mengatakan, "Situasi di Tepi Barat memprihatinkan dan sangat mengganggu, dan tidak memuaskan, dikarenakan banyaknya penangkapan terhadap sejumlah kader Hamas. Saya tidak tahu sampai kapan situasi sulit ini terus berlanjut."

Mengenai seruan Abbas untuk melaksanakan pemilu, Ketua Parlemen Palestina ini menegaskan bahwa pemilu Palestina tidak dapat dilaksanakan sebelum tercapainya rekonsiliasi dan tersedianya suasana yang kondusif untuk itu. Dia menjelaskan bahwa faksi-faksi Palestina tidak menentang konsep pemilu. Bahkan benar-benar menyambut baik bila pemilu berlangsung demokratis dan transparan serta dilaksanakan oleh institusi yang bersih tidak memihak.

Ia melanjutkan, "Pergerakan politik yang intensif dilakukan pada hari-hari ini oleh para pemimpin faksi Palestina adalah untuk mengatasi hambatan-hambatan antara Hamas dan Fatah."

Ia meminta Mesir mempertimbangkan catatan yang disampaikan faksi-faksi Palestina, terutama catatan Hamas harus dipertimbangkan secara serius. Karena Hamas adalah salah satu pihak yang menonjol, besar, penting dan aktif di arena Palestina. Dia mengungkapkan rasa optimisnya akan tercapainya persatuan Palestina dan rekonsiliasi, serta diakhirinya perpecahan.

Mengenai kesiapannya untuk memikul tanggung jawab jika Abbas mengundurkan diri dan pelaksanaan pemilu, ketua Parlemen Palestina ini menegaskan kesiapannya untuk mengambil alih posisi presiden. Ia mengatakan, "Konstitusi dan undang-undang dasar Palestina sangat jelas, secara eksplisit menetapkan bahwa dalam hal pengunduran diri atau kematian atau adanya hambatan pelaksanaan tugas dan wewenang presiden, ketua Parlemen menggantikannya sampai diselenggarakan pemilu dalam waktu 60 hari. Saya menghormati hukum dan Undang-Undang Dasar Palestina, saya komitmen untuk melaksanakan keduanya. Tidak seperti yang dikatakan sebagian pihak bahwa saya mencari-cari dan menunggu-nunggu kekuasaan. Kami katakan kepada mereka firman Allah ta’ala yang artinya; ”Itulah negeri akhirat kami berikan kepada mereka yang tidak menginginkan kesombongan dan kerusakan (korupsi) di muka bumi.” (QS. Al-Qashash: 83).

Berikut wawancara selengkapnya:

Anda mengatakan kemungkinan penanda-tanganan atas inisiatif rekonsiliasi dari Mesir dilakukan di akhir bulan ini (November, red.), maksudnya seperti apa?

Memang ada pergerakan politik secara intensif di hari-hari ini yang dilakukan oleh para petinggi faksi Palestina untuk bisa keluar dari hambatan dan rintangan. Seruan saya, 10 hari sebelumnya, sudah sangat jelas. Saya menyeru kepada semua pihak untuk menandatangani inisiatif (Mesir) itu dengan mempertimbangkan masukan-masukan dari semua faksi, khususnya masukan Hamas harus direspon dengan serius. Karena Hamas adalah salah satu pemain penting dalam kancah politik Palestina. Namun saya merasa, bahwa mengembalikan kesatuan, menghentikan perpecahan dan mewujudkan rekonsiliasi nasional adalah sangat dekat realisasinya. Hal ini akan berhasil, dengan izin Allah ta’ala tentunya, dan bangsa Palestina akan mendengar berita gembira ketika itu.

Yang penting Harmonis

Apakah ada sekarang ini kontak-kontak antara Hamas dan Mesir? Apakah ide atau catatan atas inisiatif Mesir bisa diterima? Lalu apa isinya ?

Tak disangka lagi, saat ini kontak-kontak terus dilakukan pada level regional. Namun lebih penting dari kontak-kontak itu adalah kontak antar petinggi Palestina yang memiliki kepentingan untuk bisa leluar dari krisis yang tengah dihadapi oleh bangsa Palestina. Adapun soal catatan atas inisiatif Mesir, jika poin-poinnya disetujui oleh semua faksi Palestina, maka saya melihat tak ada alasan apapun bagi pihak Mesir untuk menolaknya. Dan saat itu, mereka (Mesir, red.) akan menerimanya.

Jabatan Kepala Otoritas Palestina (OP)

Dalam pernyataan, Anda mengatakan siap untuk memimpin OP saat Abbas mundur dan siap menjalankan pemilu, apa sebenarnya yang terjadi? Lalu apakah Anda yakin bahwa Abbas serius dalam pernyataan mundurnya itu?

Konstitusi dan undang-undang Palestina sangat jelas, secara eksplisit menetapkan bahwa dalam hal pengunduran diri atau kematian atau adanya hambatan pelaksanaan tugas dan wewenang presiden, ketua Parlemen menggantikannya sampai diselenggarakan pemilu dalam waktu 60 hari. Saya menghormati hukum dan Undang-Undang Dasar Palestina, saya komitmen untuk melaksanakan keduanya. Tidak seperti yang dikatakan sebagian pihak bahwa saya mencari-cari dan menunggu-nunggu kekuasaan. Kami katakan kepada mereka firman Allah ta’ala yang artinya; ”Itulah negeri akhirat kami berikan kepada mereka yang tidak menginginkan kesombongan dan kerusakan (korupsi) di muka bumi.” (QS. Al-Qashash: 83).

Pemilu Sangat Terkait dengan Rekonsiliasi

Namun nanti Abbas akan bertanya-tanya; selama Anda setuju dengan pelaksanaan pemilu kenapa Anda tidak merespon seruan dan dekrit yang dikeluarkan Abbas dalam masalah ini? Dan apa perbedaan antara seruan (Duweik) ini dengan seruan (Abbas) itu?

Terkait dengan pemilu, saya ingin tegaskan bahwa pihak-pihak Palestina tidak menolak tentang arti pemilu, sebab perjalanan persoalan bangsa kita tergantung pada pemilu. Semua menyambut pemilu ini jika dilaksanakan secara demokratis dan bersih serta dipantau oleh lembaga-lembaga yang bersih pula. Ditambah kondisinya memungkinkan bagi perhelatan demokrasi itu sendiri. Akan tetapi soal pemilu ini sebenarnya terpisah dari apa yang kini dibahas, yaitu soal rekonsiliasi dan soal pemilu adalah bagian dari rekonsiliasi. Ini yang sebenarnya dilakukan, pelaksanaan pemilu berbarengan dengan rekonsiliasi.

Penangkapan di Tepi Barat

Hari-hari ini kita menyaksikan aksi-aksi penangkapan dan interogasi di Tepi Barat semakin meningkat, apakah hal ini akan mempengaruhi pada tercapainya rekonsiliasi nasional?

Benar.... aksi-aksi penangkapan, pengejaran dan penggeledahan memperkeruh persoalan bangsa Palestina. Ini rintangan yang menghadang bagi suksesnya rekonsiliasi dan mengakhiri perpecahan internal Palestina. Seharusnya kita siap-siap untuk melakukan rekonsiliasi, seperti yang dulu kita lakukan dalam menyambut pemilu daripada meneruskan aksi-aksi penangkapan.

Rintangan Hadangi Kerja Ketua Parlemen

Setelah Anda bebas dan kembali menjadi Ketua Parlemen Palestina, adakah perubahan yang terjadi? Kalau ada rintangan, bisa disebutkan apa halangan dan rintangan tersebut?

Seharusnya pertanyaan ini diajukan kepada mereka yang melarang para anggota parlemen yang dipilih rakyat secara demokratis dan diakui kebersihannya oleh dunia internasional, menunaikan tugasnya sebagai wakil rakyat (OP di Ramallah, red.). Kondisinya sama seperti dulu, anggota parlemen dilarang menjalankan semua aktivitasnya.

Peran Anggota Parlemen yang Sudah Bebas

Ada semacam kecaman dari pendukung Hamas di Tepi Barat kepada para anggota parlemen yang sudah bebas bahwa mereka tidak menjalankan perang yang memang ditunggu-tunggu dalam mengungkap kejahatan yang dilakukan kepada hak seorang warga, baik itu mengenai penangkapan atau pemecatan semena-mena. Menurut Anda seperti apa?

Anggota-anggota parlemen yang sudah bebas dari penjara Zionis Israel kini masih menata dalam menggapai kebebasan ini. Namun mereka dikejutkan oleh kondisi sulit dan sangat berbeda dengan sebelumnya. Ada yang sengaja diusir dari kerjanya sebagai wakil rakyat, namun mereka menentang dan terus bekerja sebagai wakil rakyat. Pengaduan dari warga terus berdatangan dari segala penjuru sehingga mereka sempat kuwalahan menghadapinya. Ada warga yang mengadukan pemecatang semena-mena, yang lain mengadukan penangkapan dan yang lain-lainnya. Walaupun waktu yang diberikan kepada para wakil rakyat ini pendek, namun mereka terus berusaha dengan mengerahkan segala upaya untuk meringankan beban warga Palestina tersebut. Seharusnya semua anggota parlemen Palestina menjalankan tugasnya menjadi wakil rakyat dari kantornya, tidak di jalan-jalan dan tak punya tempat tinggal!

Kontak Hubungan dengan Parlemen Dunia

Apakah Anda melakukan kontak hubungan dengan parlemen-parlemen Arab dan Dunia untuk menjelaskan karaktek halangan yang Anda hadapi, bahkan ini menjadi ancaman bagi Anda dan teman-teman Anda. Apakah Anda juga menyampaikan sebuah tanda tanya besar tentang pengalaman demokrasi yang kini berlangsung di dunia, apa ada manfaatnya?

Kontak hubungan kami dengan teman-teman Arab dengan berbagai institusinya terus berlangsung. Beberapa pekan lalu kami sampaikan kepada Sekjen Liga Arab, Amr Musa tentang masalah ini, dan kemarin (Selasa, 10/11) kami baru mendapatkan jawabannya. Kami juga punya kontak dengan parlemen-parlemen Arab dan Islam, kami mengirim surat dan mereka menjawab kami. Kami melakukan kontak dengan mereka sesuai dengan kemampuan kami. Tidak itu saja, kami juga mengontak parlemen-parlemen Eropa dalam rangka mengkampanyekan pembebasan sebagian anggota parlemen Palestina yang masih ditahan di penjara Zionis Israel.

Kondisi Tepi Barat Memprihatinkan

Di saat kampanye untuk memberangus gerakan Islam dan program perlawanan pejuang Palestina di Tepi Barat, baik dari pihak penjajah Zionis maupun dari OP Ramallah, apa penilaian Anda terhadap kondisi di Tepi Barat ini melalui kontak-kontak dengan masyarakat disana?

Secara umum kondisi di Tepi Barat tidak menyenangkan karena banyaknya penangkapan yang dialami oleh kader-kader Hamas. Kondisinya memang memprihatinkan sekali, dan saya sendiri tidak tahu sampai kapan kondisi pahit berlangsung. Tapi saya sudah berjanji, sejak awal saya bebas, saya berusaha mengembalikan persatuan Palestina dan menghentikan perpecahan ini, dengan izin Allah ta’ala, sehingga kembali seperti semula sebelum adanya konflik internal. [adm/infopalestina]


read more

Senin, 12 Oktober 2009

Pers Release ISAC, SPII dan LUIS: POLRI Melanggar HAM dan Syariat Islam

Senin, 12 Oktober 2009 | 0 komentar

Pers Release

ISAC, SPII dan LUIS

Polri dinilai Langgar HAM, Kejahatan Kemanusiaan dan Syariat Islam

“Dan barang siapa membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya adalah neraka Jahanam, kekal Ia didalamnya dan Allah Murka kepadanya, dan mengutuknya, serta menyediakan azab yang besar baginya.” (Q.S An-Nisa’ 93)

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu Qishos berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh.”(Q.S Al-Baqoroh 178)

Sejak penggrebekan Jati Asih, Temanggung, Mojosongo dan Ciputat oleh Densus 88 Anti Teror tidak ada satupun orang yang disangkakan sebagai pelaku peledakan yang ditangkap hidup-hidup. Mulai dari Ibrahim als Boim, Noordin M.Top, Bagus Budi Pranoto als Urwah, Aryo Sudarso als Aji, diduga Syaifudin Jaelani dan diduga M. Syahrir Semua DPO ditembak mati. Polri cenderung brutal dan militeristik Polri tidak mampu menangkap tersangka hidup-hidup, melimpahkan ke kejaksaan kemudian membuktikan di Pengadilan. Dalam hal ini Polri kelihatan ada beban (takut/kawatir/tidak percaya diri) untuk membuktikan mereka dipengadilan.

Mestinya Polri bisa lebih jernih dalam berfikir dan bijak dalam bertindak, Polri mestinya juga bisa membedakan langkah terbaik kapan harus ditembak peringatan, kapan harus ditembak melumpuhkan dan kapan harus ditembak mati. Mengapa dalam kasus ini tersangka teroris harus selalu ditembak mati, apa statusnya, apa peranannya, siapa saksinya, apa buktinya dan bagaimana itu bisa terjadi serta apa yang melatarbelakanginya? Benarkah mereka itu pelaku peledakan di hotel Marriot dan Ritz Carlton yang sesungguhnya? Mestinya pertanyaan-pertanyaan ini harus dijawab oleh para saksi dan tersangka, bukan asumsi Polisi.

Perlu kita ingatkan juga, Polri juga telah menembak mati warga masyarakat yang sama sekali tidak terkait dengan peledakan di hotel Marriot dan Ritz Carlton. Air Setiawan, Eko Sarjono dan Susilo adalah korban (dikorbankan) dari penanganan terorisme oleh Densus 88 Anti Teror. Mereka terbukti bukan DPO apalagi tersangka. Mereka dibunuh dengan sengaja tanpa ada alasan hukum yang kuat. Mereka adalah warga biasa yang tetap bersosialisasi dimasyarakat, taat beribadah dan jauh dari karakter seorang penjudi, pemabok, beking maksiat, menerima suap, korupsi apalagi pembunuh.

Kami sedang mengupayakan langkah-langkah hukum terhadap pembunuhan Air Setiawan, Eko Sarjono maupun Susilo baik dari tinjauan hukum positif maupun syariat Islam. Kami memandang ada pelanggaraan hukum dugaan adanya Kejahatan Kemanusiaan yang telah dilakukan oleh Densus 88 Anti Teror, mengingat mereka tidak terbukti melakukan kesalahan. Jika pembunuhan terhadap aktifis muslim (penduduk sipil) ini terus menerus dilakukan, tanpa ada alasan yang dibenarkan oleh hukum dan syariat Islam, maka jelas-jelas ini adalah pelanggaran hukum secara sistematis yang dilakukan oleh Polri terhadap kelompok tertentu dimasyarakat Indonesia. Selanjutnya kami akan berkoordinasi dengan Komnas HAM dan DPR RI untuk segera membentuk Tim Ad Hoc atas dugaan Kejahatan kemanusiaan.

Kami juga segera berkoordinasi dengan MUI Pusat terkait Kasus Pembunuhan Air Setiawan, Eko Sarjono maupun Susilo. Mereka seorang Muslim yang tidak terbukti melakukan kesalahan, namun Densus 88 Anti Teror telah menghilangkan nyawanya. Membunuh adalah perbuatan dosa besar. Dalam hal ini terdapat beberapa jawaban yang memungkinkan bagi si Pembunuh, yaitu Qishos ( darah dengan darah ), atau membayar ganti rugi/diyat setara 100 onta atau keluarga memaafkan.

Terkait dengan ini kami meminta :

  1. DPR RI segera merevisi UU Terorisme yang lebih manusiawi, penangkapan 7x24 jam merupakan pelanggaran HAM, karena didalamnya terdapat penyiksaan dan merendahkan martabat manusia. Dan hilangnya hak-hak seseorang
  2. Presiden RI segera Membubarkan Densus 88 Anti Teror karena telah melanggar UUD pasal 28 tentang HAM dan membentuk lembaga/komisi independen yang dapat dipertanggungjawabkan baik secara hukum maupun moral.
  3. Meminta mundur dengan hormat kepada Kapolri Bambang Hendarso Danuri, sebagai bentuk pertanggungjawaban secara moral terhadap warga negara yang telah dibunuh oleh Densus 88 Anti Teror tanpa ada alasan hukum yang kuat.
  4. Komnas Ham untuk segera membentuk Tim Ad Hoc meneliti dan menyelidiki dugaan pelanggaran HAM Berat, dan pelanggaran Kejahatan manusia yang telah dilakukan oleh DENSUS 88 AT.
  5. MUI Pusat untuk menyikapi pembunuhan beberapa orang Muslim oleh Densus 88 AT tanpa ada dasar hukum yang kuat.

Surakarta, 11 Oktober 2009

Ditandantangi oleh ketua ISAC Muh. Kurniawan, S.Ag; SH; MH , ketua LUIS Edi Lukito, SH dan ketua SPII Drs. Yusuf Suparno.


read more

Rabu, 07 Oktober 2009

Delapan Tahun Invasi AS Di Afghanistan, Islam Tidak Akan Pernah Menyerah

Rabu, 07 Oktober 2009 | 0 komentar

KABUL - Imarah Islam Afghanistan kembali mengeluarkan pernyataan pada Rabu (7/10) mengenai delapan tahun invasi AS. Dalam pernyataan tersebut, diungkapkan bahwa 'perang melawan teror' hanya sekedar dalih yang selama ini menjadi tameng bagi para salibis itu untuk menduduki dan mengeksploitasi Afghanistan, serta menyiksa dan membunuhi kaum muslimin.

Selain itu, Imarah Islam Afghanistan pun menyatakan dan mengajak seluruh kalangan kaum muslimin untuk tidak pernah menyerah menghadapi kekejian yang dilancarkan oleh para penjajah itu. Kebenaran pasti akan dimenangkan dan Islam pasti akan tegak.

Berikut ini adalah pernyataan resmi Imarah Afghanistan mengenai hal tersebut:

Pernyataan Imarah Islam Afghanistan Tentang Tahun Ke-8 Invasi Amerika Di Afghanistan
17 Syawal 1430, 7 Oktober 2009


Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah, Maha Pengasih

Hingga saat ini, sudah delapan tahun para penjajah Amerika dan sekutu-sekutu salibis itu telah membunuh, melukai dan mengusir ratusan ribu warga Afghanistan termasuk anak-anak, perempuan dan orang tua dari rumah mereka. Pembantaian besar-besaran yang terkutuk terus berlangsung. Semua orang Afghan ini tidak terlibat dalam peristiwa New York. Para penjajah ini melampiaskan kekejian mereka terhadap warga Afghanistan dan muslim lainnya di Guantananmo, Bagram dan penjara Abu Gharib.

Awalnya, mereka berjanji, mereka akan menarik diri dalam waktu tiga bulan setelah menghilangkan apa yang disebut mereka sebut sebagai 'terorisme'. Yang terjadi justru sebaliknya, hari ini adalah tahun ke-8 yang telah berlalu, tetapi mereka telah membangun ratusan pangkalan militer di Afghanistan dan Irak. Mereka mengatakan bahwa mereka akan menaikkan jumlah pasukan mereka hingga hampir 110.000 pasukan.

Dari sini maka jelas bahwa mereka menduduki Afghanistan untuk melaksanakan ekspansi mereka di Timur Tengah, Asia Tengah dan Asia Tenggara.

Kami yakin sejak hari pertama, bahwa ini bukanlah perang antara demokrasi dengan apa yang mereka sebut sebagai 'perang melawan terorisme', melainkan perang antara kolonialisme barat dan nasionalis pecinta 'kebebasan' melawan kekuatan Islam.

Dalam perang yang tidak pernah seimbang dan masuk akal ini, mereka melancarkan rencana-rencana ekspansi, kolonialisme, dan eksploitasi sebagai tujuan yang ingin mereka capai dengan menggunakan kekuatan militer yang brutal dan penuh kekejaman.

Di sisi lain, perang ini didalihkan pada mewujudkan kemerdekaan, keadilan sosial Islam, meningkatkan kehormatan manusia dan identitas nasional yang ingin mereka capai melalui pengorbanan dan penumpahan darah murni mereka. Namun kami percaya dalam perang antara kebenaran dan kejahatan ini, kebenaran pasti akan menang.

Kami menyerukan kepada penguasa Amerika dan sekutu-sekutu mereka sekali lagi untuk mengakhiri aksi menduduki Afganistan dan membunuh warga Afghanistan dengan dalih yang tidak berdasar ini. Orang-orang Afghanistan tidak akan lagi percaya pada slogan-slogan kosong kalian, masyarakat internasional pun melihat bahwa dunia menjadi tidak stabil dan berbagai masalah muncul karena kebijakan kalian yang keliru.

Kami umumkan kepada seluruh dunia, tujuan kami adalah untuk memperoleh kemerdekaan dan pembentukan negara berdasarkan sistem Islam. Kami tidak sedikit pun memiliki agenda untuk merugikan negara-negara lain termasuk Eropa juga tidak memiliki agenda seperti ini hari ini.

Namun jika kalian hendak mengubah negara muslim ini menjadi sebuah koloni, maka ketahuilah bahwa kami memiliki tekad yang teguh dan siap untuk menjalani perang yang berkepanjangan. Jika merunut pada sejarah, orang Afghan adalah orang-orang yang terkenal selalu mengorbankan diri mereka untuk agama dan negara mereka. Hari ini, kami akan buktikan hal tersebut.

Lanjutkan penegakan sistem Islam yang independen!


Imarah Islam Afghanistan

read more

Selasa, 06 Oktober 2009

Interview dengan Abu Dujanah Al-Khurasani

Selasa, 06 Oktober 2009 | 0 komentar
Beliau adalah seorang penulis aktif di forum-forum jihad, kepribadiannya diketahui melalui berbagai makalah dan posting yang tersebar di forum-forum jihad internet. Berikut interview Majalah Thala-i’ Khurasan dengan al-akh Abu Dujanah Al-Khurasany. Kini beliau adalah pendatang baru di bumi Jihad Khurasan, berada ditengah-tengah mujahidin.

Thala-i’ Khurasan: Abu Dujanah, Seorang penulis aktif di forum-forum jihad dan pendatang baru di bumi Khurasan, kepribadiannya diketahui melalui berbagai makalah dan posting yang tersebar di forum-forum jihad internet. Kami ingin memperkenalkannya kepada pembaca lebih dalam lagi, siapakah dia?

Abu Dujanah Al-Khurasany: Segala puji milik Allah, shalawat dan salam kepada yang terpilih (rasulullah). Pertama-tama aku ingin berterima kasih kepada saudara-sadaraku di Thala-i’ Khurasan atas kesempatan yang diberikan kepadaku untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang kucinta di sini dan di internet. Semoga Allah memberikan ganjaran yang baik bagi kita dan kaum muslimin.

Adikmu ini datang dari sebelah utara Jazirah Arab ’semoga Allah melepaskan tawanannya’. Umurku tiga puluh tahun lebih sedikit, aku seorang yang telah beristri dan memiliki dua orang putri, Alhamdulillah. Ijinkanlah aku mencukupi perkenalanku ini.

Thala-i’ Khurasan: Ketulusan merupakan pertanda kebaikan, dan kini Abu Dujanah Al-Khurasany benar-benar telah berada di Khurasan. Pergi ke medan jihad merupakan suatu nikmat robbany dan karunia yang besar. Apa yang telah berdampak pada diri Antum dan yang mendorong antum untuk memanggul senjata di bumi ini?

Abu Dujanah Al-Khurasany: Segala puji bagi Allah atas nikmat ini, dan tiadalah suatu nikmat yang Allah rizkikan kepadaku, setelah nikmat islam, yang lebih kucinta darinya.

Mengenai pertanyaan yang antum ajukan wahai saudaraku yang tercinta, jawabannya mencakup dua hal. Yang pertama adalah aku cinta kepada jihad dan mati syahid. Jawaban kedua berkenaan dengan hal yang umum, yaitu berkenaan dengan kondisi umat islam.

Mengenai hal yang pertama, kecintaanku pada jihad dan mati syahid telah tertanam semenjak kecil. Aku mendengarkan al-quran dengan penuh khusyu’ dan harap agar mendapatkan mulianya jihad dan mati syahid ketika kuberanjak besar dan dewasa. Aku pun bertanya-tanya pada diriku: “Akankah aku terus dan tetap mencintai jihad dan mencari mati syahid saat aku menjadi seorang lelaki? Ataukah aku akan menjadi seperti orang-orang di sekitarku; yang menganggap jihad hanya sebagai khayalan dan perilaku orang gila?”.. Semoga Allah melindungi kita.

Kecintaan ini tumbuh bersamaku meskipun berkali-kali mengalami kemunduran dalam berbagai tahap kehidupanku. Cinta ini bagi orang-orang yang tidak memahaminya menganggapnya akan mengeruhkan kehidupannya dan merusak kelezatannya. Dan tidaklah akan paham kalimatku ini kecuali orang yang telah diuji dengannya.

Ketika antum merenungkan berbagai ayat dan hadits yang berbicara tentang jihad dan keutamannya, lalu berimajinasi dan merasakan apa yang Allah janjikan bagi para syuhada maka antum akan berlaku zuhud dalam setiap hal kecuali padanya. Rumah-rumah megah, mobil-mobil mewah, dan seluruh perhiasan dunia akan menjadi hina di pandangan antum dibandingkan dengan kurma-kurma yang dilemparkan oleh ‘Umair bin Al-Humam -radhiyallahu ‘anhu- di zamannya seraya berkata: “Jika aku hidup hingga aku selesai memakan kurma-kurma ini, sungguh itu merupakan kehidupan yang panjang”, lalu ia pun menyerang orang-orang musyrik hingga terbunuh.

Jika kecintaan terhadap jihad telah merasuk ke hati seorang lelaki, maka cinta itu takkan pernah meninggalkannya meskipun ia ingin melakukannya. Dan jika ia berupaya untuk melupakannya atau mengalami amnesia maka kondisi akan memberontak dan memarah. Ia akan menemui dirinya dikelilingi berbagai hal yang disebutkan mengenai jihad. Kabar berita yang ia dengarkan di radio tentang amaliyah istisyhadiyah di Mosul akan mengingatkannya tentang jihad. Sepenggal kalimat di berita yang menanyangkan tentang pesan terbaru syaikh Usamah akan mengingatkannya dengan jihad, bahkan mengingatkannya dengan istana-istana megah, rumah para syuhada di surga Firdaus. Kalaupun ia takjub dengan kecantikan istrinya maka akan terlintas di benaknya para wanita rupawan yang selalu menanti suami-suami mereka di surga di atas kasur yang terbuat dari sutra. Seluruh kenikmatan yang kurang di dunia fana ini akan mengingatkannya dengan saudarinya yang sempurna di alam yang kekal yang Allah janjikan bagi hamba-hambanya para syuhada.

Orang-orang dulu mengatakan: “Dan diantara kecintaan apa yang terbunuh”, aku tidak bisa melihatnya secara riil kecuali dalam kecintaan terhadap jihad. Cinta ini akan membunuhmu sebagai suatu kerugian karena engkau memilih berdiam diri, atau akan membunuhmu sebagai syahid di jalan Allah jika engkau memilih berangkat berjihad. Dan setiap orang tidak memiliki pilihan kecuali satu diantara dua kematian ini.

Adapun hal yang umum dari jawabanku adalah yang berkenaan dengan kondisi yang diderita umat islam saat ini dari berbagai bencana dan pembantaian yang melelehkan air mata dan melukai hati yang pedih. Inilah gambar-gambar dan kisah-kisah (menyedihkan) yang sampai pada pandangan dan pendengaran kita, batu serta manusia pun tak mungkin mampu untuk menanggungnya. Lalu apa yang ada di benakmu mengenai seorang muslim yang diberi nama oleh orang tuanya dengan nama lelaki?

Pemandangan para perempuan berpakaian namun telanjang kaum zionis yang menyaksikan Gaza beserta penduduknya yang terbakar menggunakan teropong, seakan mereka menyaksikan sebuah film komedi atau sedang mengikuti fenomena alam.

Gambar-gambar tubuh anak-anak yang tertumpuk di koridor-koridor rumah sakit dan tergambar di kehidupan mereka pemandangan yang suci yang dikotori oleh kekejian sampai-sampai kita tak dapat membedakan apakah mereka masih hidup ataukah telah meninggal!.. Dan sebelumnya apa yang telah menimpa masjid merah dan bagaimana murid-murid syaikh Abdul Rasyid Ghazy -rahimahullah- dibunuh setelah mereka memilih ketetapan hati daripada memilih rukhshah, mereka tidak meninggalkan secuil pun kelunakan dari kejantanan bagi seorang muslim pada dirinya, yang menjadikan dirinya terombang-ambing antara hinanya berdiam diri dan kemuliaan berangkat berjihad.
 
Apakah setelah semua kejadian ini orang-orang menginginkan kami untuk membawa bunga-bunga yang tersisa dan memakai pakaian raya! Tidak, demi Allah kami tidak akan pernah memanggul kecuali senjata dan kami tidak akan pernah berpakaian kecuali jubah perang dan sabuk peledak.

“Mengapa kalian tidak mau berperang di jalan Allah sementara orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita, dan anak-anak semuanya berdoa: ‘Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini yang zhalim penduduknya..” (An-Nisa’ 5:75).

Thala-i’ Khurasan: Kondisi seseorang akan berubah saat debu-debu berdiam diri telah lenyap darinya dan ia berkumpul bersama dengan singa-singa di medan pertempuran, lalu apa yang telah berubah dari diri antum setelah antum menginjakkan kaki di bumi jihad dan i’dad?

Abu Dujanah Al-Khurasany: Tapi katakan apa yang tidak berubah dari diriku? Aku terlahir di sini dan aku mulai menghitung umur semenjak aku melihat lelaki pertama yang memanggul senjata. Meski berbagai kesulitan yang kami hadapi sebagai mujahidin namun aku merasakan kegembiraan seakan-akan aku merasa diriku seorang anak kecil yang polos yang bermain dengan temannnya. Aku merasa ringan dari berbagai kegalauan layaknya kupu-kupu yang terbang dari satu bunga ke bunga lainnya di taman. Benarlah apa yang dikatakan rasulullah SAW: “Jihad adalah pintu diantara pintu-pintu surga yang agung, yang dengannya Allah selamatkan seseorang dari risau dan kesedihan”.

Kedongkolanku terhadap ahli takhdzil dan irja’ telah berubah menjadi rasa kasihan, dan doa burukku terhadap mereka berubah menjadi doa agar mereka mendapat hidayah, Allah telah menjauhkan mereka untuk mendapatkan keutamaan yang agung. Demi Allah jika mereka datang ke sini niscaya mereka akan menangisi kesalahan-kesalahan mereka. Segala puji bagi Allah yang telah melindungi kita dari ujian yang diberikan kepada orang lain.

Kebersamaan Allah yang kami rasakan selama perjalanan kami menuju mujahidin merupakan bukti terbaik atas keselamatan manhaj mereka. Dan apa yang kami saksikan di sini dari isyarat-isyarat robbany dan kelembutan rohani juga memberikan kabar gembira tentang manhaj mereka. Saat ini aku sedang menikmati ketenangan ini dan merasakan manisnya ketentraman. Benak kami tidak disibukkan kecuali oleh dua hal: keteguhan dan keikhlasan, kita memohon pertolongan kepada Allah.

Thala-i’ Khurasan: (Bangkitkanlah (semangat) mereka dan roh suci bersamamu) dan hadits-hadits lainnya yang menganjurkan tentang jihad dengan lisan dan efeknya yang besar dalam menolong islam, kenapa Abu Dujanah tidak mencukupkan diri dengan jihad jenis ini sementara dia memiliki peran aktif dalam bidang ini?

Abu Dujanah Al-Khurasany: Bagaimana aku mau mentahridh manusia untuk berjihad sementara aku hanya duduk berdiam diri bersama orang-orang yang tertinggal? Bagaimana bisa aku menjual minyak wangi sementara bauku busuk? Bagaimana aku bisa menjadi seperti sebuah sumbu yang membakar dirinya demi memberikan penerangan? Bisakah akal menerimanya?

Bagaimana bisa aku melarikan diri dari firman Allah ta’ala: “Jika kalian tidak berangkat berjihad pasti Allah akan mengadzab kalian dengan adzab yang pedih dan mengganti kalian dengan kaum selain kalian” (At-Taubah 9:39).

Jihad dengan lisan diperlukan, jihad dengan harta dibutuhkan, akan tetapi keduanya tidak mencukupi jihad dengan jiwa, dan juga keduanya tidak bisa dijadikan sebagai pengganti kewajiban berangkat berjihad. Rasulullah SAW bersabda: “Jika kalian diminta untuk berangkat berjihad maka berangkatlah”. Rasulullah SAW juga bersabda dalam sebuah hadits yang dishahihkan oleh Hakim: “Jihadilah orang-orang musyrik dengan harta kalian, jiwa kalian, dan lisan kalian”, huruf ‘atf (waw/dan) di sini memiliki faedah bahwa hukum ketiganya adalah sama dan hukumnya adalah wajib, dan rasulullah SAW tidak bersabda: “dengan harta kalian atau atau jiwab kalian atau lisan kalian”, dengan cara memilih. Bahkan Allah ta’ala mendahulukan perintah berperang dari perintah untuk tahridh dalam firman-Nya: “Berperanglah kamu di jalan Allah dan engkau tidak dibebani melainkan dirimu sendiri, dan tahridhlah (kobarkanlah semangat) kaum mukminin” (An-Nisa’ 5:84). Kemudian jihad dengan jiwa merupakan kebaikan yang murni. Meskipun kondisinya mubah dalam jihad ofensif maka sudah menjadi hakku untuk berangkat karena di dalamnya terdapat ganjaran, lalu bagaimana kondisiku kini karena jihad telah menjadi fardhu ‘ain? Aku tambahkan lagi bahwa berangkatnya seorang muslim untuk berjihad di jalan Allah tidak akan mencegahnya untuk melakukan jihad dengan lisan, akan tetapi malah akan menguatkannya dan memeliharanya, dan tiadalah yang lebih memberikan efek dari perkataan yang dibenarkan dengan perbuatan. Jika seorang muslim memiliki kehidupan seperti ini maka ia akan berada diantara orang-orang yang amalannya membenarkan perkataannya, dan jika dia terbunuh di jalan Allah maka sesungguhnya ia menjadikan perkataannya kekal yang menjadi petunjuk sepanjang perjalanan menuju jihad dengan izin Allah.

Thala-i’ Khurasan: Kalau begitu apa yang antum nasehatkan kepada para penulis di forum-forum jihad dan apa yang akan antum katakan?

Abu Dujanah Al-Khurasany: Aku nasehatkan kepada mereka untuk berangkat berjihad di jalan Allah dan jangan sampai setan menghalang-halangi mereka dari berjihad dengan berbagai alasan yang semu. Agar mereka tahu bahwa raksasa telah berlaku sewenang-wenang di berbagai negeri dan mereka telah banyak berlaku kerusakan. Jika kalian mendapati dari mereka dengan seuntai kata yang kalian tulis di punggung-punggung mereka, maka mereka telah mendapati dari dien kalian apa yang lebih mengena dari sekedar ucapan, dan itu terjadi pada berbagai kerusakan-kerusakan dan fitnah-fitnah yang mereka sebar di jalan-jalan dan universitas-universitas, di mass media visual, audio, dan tulisan. Dan mungkin salah seorang diantara kita masih saja berpanjang angan dan menjadi orang-orang yang lalai, lupa. Kita memohon perlindungan kepada Allah.

Demi Allah sekiranya pergi berangkat berjihad di jalan Allah tidak memiliki faedah kecuali hanya hidup di sebidang tanah yang engkau tidak melihat kemaksiatan dan kemungkaran di dalamnya, maka sungguh itu telah cukup bagimu.. Renungkanlah!!!

Thala-i’ Khurasan: Sebelumnya kami telah mengajukan pertanyaan berkenaan dengan tema forum-forum jihad, maka sekarang kami ingin menanyakan bagaimana Abu Dujanah Al-Khurasany memulai perjalannya di forum dan apa yang memperkuat keinginannya?

Abu Dujanah Al-Khurasany: Demi Allah lukaku telah menganga, penyakitku semakin mengadu, dan kesedihanku semakin mendalam. Aku telah meninggalkan saudara-saudaraku di forum yang lebih aku cintai dari sebagian keluargaku, kita memohon kepada Allah agar sudi mengumpulkan kita dengan mereka di surga Firdaus.

Berkenaan dengan perjalananku: forum Al-Hesbah merupakan kediamanku, aku pernah menulis sebuah artikel yang berbicara tentang kegagalan Agenda Baghdad dibandingkan dengan pertempuran Falujah. Aku sertakan argumen-argumen dari kejadian nyata di dalamnya. Seorang musyrif/moderator menjadikan tulisanku ini dalam golongan sticky thread. Hal ini mendorongku untuk terus menulis. Realitanya para musyrif di forum mencurahkan kesungguhan yang besar untuk selalu memantau dan meneliti posting-posting di forum, dan mereka memilih posting yang paling bermanfaat sebagaimana mereka memilih buah-buahan yang paling baik. Inilah yang menjadikan forum Al-Hesbah sebagai madrasah yang mencetak para penulis dalam tingkatan para ahli seperti Abdurrahman Al-Faqir, Yaman Mikhdhab, Thariq Abu Ziyad, dan masih banyak lagi yang tidak cukup untuk disebutkan di sini.

Dulu aku hanyalah seorang anggota biasa di Hesbah sampai suatu ketika ada seorang ikhwan menawariku untuk menjadi musyrif di Hesbah. Alhamdulillah aku menerima tawaran itu yang membuatku dapat berkenalan dengan ikhwan-ikhwan yang tidak pernah aku temui semisal mereka di forum-forum lain. Hampir tak seorangpun mengetahui mereka, tidak pula seorang pun mengucapkan terima kasih kepada mereka, akan tetapi mereka mengharapkan ganjaran dari Allah ta’ala. Berapa kali sudah aku merasa diriku rendah di samping mereka. Aku merasa heran bagaimana mereka bisa mentazkiyah diri mereka dan berhias diri dengan akhlak dan sifat mujahidin sementara mereka tidak sedang berada di medan pertempuran? -kita berharap demikian dan Allah lah yang menghisab mereka-. Ketika aku berjumpa dengan seorang mujahid di sini yang mengerti tentang forum-forum jihad aku segera menanyai pengetahuannya tentang Hesbah dengan harapan dia adalah seorang musyrif yang kami cintai karena Allah atau seorang anggota, dan aku pun merangkulnya ke dadaku, rangkulan seorang saudara kepada saudaranya yang ia rindui.

Thala-i’ Khurasan: Siapa sajakah mereka yang membekas pada diri antum?

Abu Dujanah Al-Khurasany: Luwais ‘Athiyyatullah, Muhibbur Rasul, dan banyak lagi.

Thala-i’ Khurasan: Sekarang antum sudah berada di tengah-tengah mujahidin, bagaimanakah antum mendapati dien dan jihad mereka?

Abu Dujanah Al-Khurasany: Betapa hebatnya mereka! Orang-orang asing dan hanya di sisi Allah lah ganjaran mereka. Aku menulis tentang mereka dan ketika aku berjumpa mereka penaku terdiam. Kian hari kulalui, pembicaraanku kian sedikit dari hari sebelumnya. Aku telah belajar dari mereka bahwa diam lebih jelas daripada ucapan. Mereka adalah suatu kaum yang setengah bagian mereka berada di langit bergembira dan setengahnya lagi berada di bumi sembari menanti, dan tidaklah mereka merubahnya sedikit pun.

Aku terheran-heran dengan mereka.. Kenapa mereka tidak menangis di hadapanku ketika mereka menyebutkan ikhwan-ikhwan yang telah syahid sementara mereka tidak memiliki suatu aturan yang melarang mereka untuk menangis? Jika nama seorang yang telah syahid disebutkan di hadapan mereka diantara nama-nama yang mereka ketahui, engkau akan mendapati air mata yang membeku di pipi-pipi mereka seakan-akan setetes embun di pelupuk mawar yang indah. Engkau akan mendapati tangisan di mata mereka yang lebih dahsyat dari rengekan. Kadang aku terdiam merasa kasihan dengan kondisi mereka meskipun aku terus ingin mendengarkan kisah-kisah perjalanan para ksatria. Jika aku lihat salah seorang dari mereka mulai menjauh, langkah mulai melambat, dan nafas mulai terengah tak mampu tuk padamkam api kerinduan di dadanya, aku meninggalkannya dan pergi.. karena jika aku tak melakukannya maka dialah yang akan melakukannya, oleh sebab itu engkau dapati sebagian besar kisah mereka tidak lengkap, bingung mencari akhir dari kisah mereka.

Di sini ada seorang bernama Abdullah Azzam Al-Azdy -dia terbunuh beberapa bulan yang lalu, kita memohon kepada Allah agar menerimanya-, akan tetapi dia enggan untuk meninggalkan mereka. Satu demi satu ikhwan telah pergi. Ketika aku mendengarkan tentang akhlaknya, jihadnya, dan tawadhu’nya aku merasa iri kepada setiap orang yang melihatnya dan setiap orang yang menangisinya. Aku pun sempat berharap kiranya aku bisa berangkat sebelum dia sayhid agar aku bisa bertemu dengannya.

Jika engkau mendengarkan seorang ikhwan yang memiliki pengalaman jihad dan dia bercerita tentang kisah-kisah jihad, lalu dia mulai mengatakan: “Dulu aku bersama seorang fulan rahimahullah (semoga Allah merahmatinya), dan fulan taqabbalahullah (semoga Allah menerimanya), dan abu fulan semoga Allah mengumpulkan kita bersama mereka di surga Firdaus”, maka engkau akan merasakan seakan dia tidaklah bercerita tentang kisah yang telah terjadi selama dua tahun saja akan tetapi seakan dia berkisah tentang perang Badar atau pertempuran Qadisiyah. Dan juga engkau akan mendapatinya layaknya seorang musuh bagi detik dan menit yang dia habiskan di atas bumi yang jauh dari ikhwan-ikhwannya kecuali dalam ketaatan kepada Allah. Aku memohon kepada Allah agar memberikan apa yang mereka cari.

Adapun tentang akhlak mereka maka kisahkanlah dan tiada dosa untuk mengisahkannya. Seorang ikhwan mujahidin melarangku untuk mencuci piring dengan alasan aku tidak layak untuk membersihkannya, lalu ia pun mencuci piring-piring itu. Dan jika ia melihatku bersiap-siap untuk memasak, maka dia melarangku dengan alasan bahwa aku tidak bisa memasak, lalu ia pun memasak untuk kami. Aku tahu semua yang ia lakukan itu demi mendapatkan ganjaran mealayani ikhwan-ikhwannya. Itulah keinginan mereka di sini!.. Kadang aku bangun di pagi buta agar aku bisa melihatnya sedang bersih-bersih dan bersiap-siap tanpa seorang pun melihatnya.

Ada seorang ikhwan yang menjadi amir kami, ketika kami berkumpul untuk makan, aku melihatnya mengirisi daging dan meletakkannya di depan kami hingga tidak ada yang tersisa kecuali hanya tulang dan gajih. Maka aku pun memutuskan untuk tidak lagi duduk bersamanya saat makan agar aku tidak lagi memakan bagiannya.
Aku bertemu seorang ikhwan non-Arab baru di medan dan aku tidak menemui seorang pun yang logatnya lebih melekat darinya. Dia tidak bisa berbahasa arab kecuali hanya sedikit akan tetapi dia terus berusaha untuk membaca kitab-kitab berbahasa arab. Suatu ketika aku berjalan-jalan di depannya, saat itu dia sedang membaca sebuah kitab, lalu ia memanggilku dari kejauhan. Saat aku mendatanginya dan dia berkata kepadaku dengan wajah yang tampak ceria merasa senang: “Bacalah wahai saudaraku hadits ini yang berbicara tentang keutamaan jihad!”, aku pun membacanya. Dia melihatku sembari tersenyum lalu dia berdoa kepada Allah agar memberinya kesyahidan. Beberapa saat kemudian dia memanggilku lagi: “Kemarilah wahai saudaraku!”, wajahnya layaknya bulan purnama, kemudian dia membacakan sebuah hadits lain untukku yang membuatnya takjub tentang keutamaan jihad.. lalu ia pun meminta kepada Allah mati syahid.

Setiap kali aku melihat wajahnya yang cemerlang, aku bertanya-tanya pada diriku sendiri: Di manakah kalian wahai yang menyebut dirinya dengan ‘allamah salafy dan jahbadzil atsary?! Di manakah kalian wahai para ulama’ umat yang berbicara dengan bahasa kontradiktif dengan lelaki ini yang sedikit ilmunya akan tetapi dia datang ke sini membenarkan perkataan Rabb dan nabinya, mencari kematian di jalan Allah. Demi Allah itu adalah hujjah atas kalian wahai kalian yang duduk-duduk di rumah kalian diantara orang-orang yang berudzur dan penggembos. Laa hawla wa laa quwwata illaa billah..

Thala-i’ Khurasan: Sebagai penutup, apakah pesan yang ingin antum sampaikan kepada singa-singa yang sedang beribath di perbatasan media jihad? 


Abu Dujanah Al-Khurasany: Aku katakan kepada ikhwan-ikhwan yang kucintai yang sedang beribath di perbatasan media jihad untuk segera menolong saudara-saudara mereka para mujahidin dengan pena kalian, harta kalian, dan waktu kalian. Buanglah jauh-jauh dari kalian debu-debu futur dan keloyoan. Demi Allah keadaan tidak menyenangkan, dan anjing-anjing Haganah -zionis- telah membantai kita, menutup forum-forum jihad, dan menghapus link-link download media jihad. Apakah kebatilan mereka lebih dahsyat dari hak kalian? Sekiranya kalian mengetahui kedudukan kalian di sisi ikhwan-ikhwan kalian para mujahidin sungguh bulu mata kalian takkan berkedip dan kehidupan kalian tidak akan baik sebelum kalian menyenangkan pandangan mereka dengan kembalinya Hesbah, Ekhlaas, dan Buraq. Apakah kalian mengerjakannya sementara kalian telah mengetahuinya?

Dan akhir dari seruan kami adalah segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. (bjl/ummahq/jurnalislam)
*****
Jangan lupakan mujahidin dalam doa shalih antum sekalian
Saudara Kalian
Muntadal Ummah Al-Islamy
Liharbil I’lam Al-Jihady

read more